Bertepatan tanggal 11 januari dirayakan sebagai ulang tahun Universitas Pendidikan Ganesha ke-31. Undiksha menampilakan kegiatan yang luar biasa yaitu pementasan tarian tradisonal Tari Joged Bumbung khas dari Bali diikuti oleh 1.131 mahasiswa dari 8 fakultas. Sebagai syarat menjadikan rekor dunia adalah sesuatu yang harus khas dari indonesia, seperti yang tercermin dalam pementasan Tari Joged Harmoni di Universitas Pendidikan Ganesha.
Rektor Undiksha, Prof. Dr. I Wayan Lasmana, M.Pd menyampaikan tercetusnya gagasan untuk menampilkan Tari Joged massal ini, termasuk upaya mengatasi stigma negatif pornoaksi yang melekat pada fenomena Tari Joged di kalangan masyarakat.
Tari Joged terkenal sebagai tari persahabatan atau pergaulan yang dapat mempererat hubungan manusia tetapi ditariakan tidak sesuai pakem. Sehingga Undiksha mengangkat ini sebagai pelestarian kesenian Bali agar tetap terkenal dan dan memastikan agar penampilannya tetap sesuai dengan aturan standar kesenian Bali.
“Sebagai tari persahabatan yang dilaksanakan di dalam membangun keselarasan itu yaitu keharmonian dan ini sejalan dengan filosofi Undiksha tentang Tri Hita Karana. Kita sikapı, mempertimbangkan keseimbangan keselarasan itulah esensi kami dari Tari Joged Harmoni ini untuk diselamatkan oleh Undiksha. Ini sejalan dengan fungsi dan esensi Undiksha sebagai kelola pendidikan,” tuturnya.
Selaku rektor Undiksha, beliau juga membahas angka 1.131 yang merupakan bagian angka ulang tahun Undiksha di tanggal 11 dan sekarang berumur ke-31 ini dan beliau memberikan juga apresiasi kepada mahasiswa yang ikut berpartispasi dalam pementasan dan persiapan yang telah dilakukan sejak dini hari.
Terselenggaranya Dies Natalis ke-31 Universitas Pendidikan Ganesha ini memberikan suasana baru di lingkungan Undiksha tentunya bagi koordinator tari dan mahasiswa yang berpartisipasi.
Sebagai koordinator Tari Joged Harmoni, Kadek Wirahyuni menyampaikan, “Untuk rekor MURI ini pertama kali untuk Undiksha dan gol ke rekor dunia.” Dosen wanita ini merasa senang karena persiapannya berjalan dengan lancar, meskipun menghadapi beberapa kendala.
Okta Widiyhanti, mahasiswa dari Fakultas Ekonomi mengungkapkan bahwa, “Kagum dan mengapresiasi karena Undiksha dapat menghadirkan 1.131 penari dari semua fakultas.” Wanita yang menggunakan riasan joged ini juga menyatakan bahwa keikutsertaannya sebagai penari adalah upaya untuk melestarikan budaya Bali.
Melestarikan budaya yang sudah menjadi ciri khas Indonesia di setiap daerah sudah menjadi kesadaran bagi semua pihak. Undiksha sebagai lembaga pendidikan berhasil mewujudkan hal tersebut dan memotivasi generasi mahasiswa muda yang menjadi generasi pewaris budaya selanjutnya.
Penulis:
-
Shema
-
Irzi
-
Yuni