Paruh pagi telah usai. Ribuan mahasiswa kembali berhamburan keluar dari lapangan. Pulang atau menetap menjadi opsi yang harus dipilih setiap harinya. Tak sedikit mahasiswa baru asik bercengkerama sambil menyantap makan siang mereka. Melirik beberapa mahasiswa yang tampaknya sudah selesai makan, kami memutuskan untuk menghampiri mereka. “Pelaksanaan PKKMB tahun ini secara keseluruhan termasuk pemberian tugas-tugas dirasa lebih humanis dan sudah pada porsinya. Kakak-kakak pendamping kelompok pun dirasa sudah menjalankan tugas dengan baik, benar-benar mendampingi kelompok,” komentar salah satu mahasiswa baru. “Kegiatannya seru dan menarik. Aku jadi bisa tau budaya dan adat-adat di Bali. Aku juga bisa belajar bagaimana berpikir cepat karena rentang waktu pengumpulan tugas yang singkat,” ujar salah satu mahasiswa baru asal Flores.
Pelaksanaan kegiatan tahunan ini tidak terlepas dari sosialisasi bagi mahasiswa. Seluruh mahasiswa baru berjalan beriringan menuju tempat yang telah ditentukan panitia. Selama 2 hari itu pula, sosialisasi secara hybrid terus dilangsungkan. “Di auditorium itu lebih bagus karena ruangannya yang tertutup jadi suaranya lebih jelas dan mahasiswa juga bisa bertanya langsung dengan pemateri. Kalo di student centre kita gabisa interaksi langsung dengan pemateri, di sana cukup ribut juga dan suaranya bergema,” jelas salah satu mahasiswa baru program studi S1 Pendidikan Geografi. Mahasiswa lainnya ikut menambahkan bahwa walaupun suara cukup jelas di auditorium, tetapi tetap saja ada beberapa yang tidak bisa melihat dengan jelas karena jarak yang cukup jauh.
Berakhirnya kegiatan sosialisasi menjadi tanda adanya agenda baru yang harus dijalankan. Penghijauan dalam kampus menjadi pilihan kegiatan yang bijak sebagai bentuk implementasi kepedulian terhadap lingkungan. Mengingat lahan di Fakultas Kedokteran yang masih banyak, perwakilan setiap kelompok mahasiswa baru pun diarahkan menuju Fakultas Kedokteran untuk menyukseskan agenda di hari itu. Beberapa hari setelah perayaan kemerdekaan, mahasiswa baru kembali hadir untuk mengikuti penutupan yang sudah ditunggu-tunggu sejak lama. Bergelut selama 8 hari untuk menjalankan pengenalan kehidupan kampus di lembaga, jurusan, dan fakultas tentu bukanlah tantangan yang mudah. Namun, semua perjuangan mereka terbayar sudah dan agenda di hari terakhir cukup menjadi hiburan sekaligus momen tak terlupakan bagi mereka. Teriknya matahari tak lagi menyengat langsung tubuh mereka, walaupun beberapa mahasiswa masih harus tetap mencari tempat teduh karena kurangnya jumlah tenda. Namun, hal ini tidak menjadi masalah besar bagi mereka. Rasa antusias dalam menyaksikan parade tetap terlihat dari wajah mereka dan menjadi tantangan bagi semua UKM untuk mampu menampilkan parade yang terbaik.
Seluruh rangkaian kegiatan selama 5 hari yang telah terlaksana tidak terlepas dari komentar dan saran dari mahasiswa baru. “Semoga PKKMB tahun depan itu ada pengenalan budaya, soalnya budaya di sini keren banget,” jawab salah satu mahasiswa kelompok Kalimantan Timur dengan antusias. “Dari saya, kalau bisa pas kumpul paruh siang itu pakai ruangan biar ngga terlalu banyak yang sakit,” ujar seorang mahasiswa dari Denpasar. Salah satu mahasiswa baru juga ikut menambahkan, “Mungkin pemilihan narasumbernya bisa lebih selektif lagi biar kita puas juga. Selain itu juga mungkin bisa lebih diperjelas lagi terkait pelanggaran-pelanggarannya, karena temen-temen yang beda kelompok itu pada bingung, ada yang kena pelanggaran, ada yang ngga”. Penyampaian saran tersebut diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi bagi panitia dan pimpinan sehingga PKKMB tahun depan bisa terlaksana lebih baik lagi.
Penulis:
-
Tim 3 dan Tim 5