Iuran mahasiswa merupakan hal yang lumrah bagi mahasiswa di dunia perkuliahan, sebagaimana iuran tersebut digunakan dalam mendukung kegiatan-kegiatan kemahasiswaan yang ada. Namun, tetap saja mahasiswa perlu mengetahui transparansi iuran tersebut, apakah sudah digunakan dengan baik dan berlaku adil baik bagi mahasiswa maupun ormawa yang menagih iuran tersebut.
Fakultas Kedokteran merupakan salah satu fakultas yang juga mengenakan iuran terhadap mahasiswanya. “Untuk iuran itu ada. Untuk BEM sendiri kalau ga salah itu 25 ribu, untuk HMJ itu 30 ribu dan dibayarkan per 3 bulan sekali,” ungkap salah satu mahasiswa dari Jurusan Kebidanan. Di hari yang sama kami juga mewawancarai salah satu mahasiswa Jurusan Kedokteran, begini tanggapannya “Untuk di BEM itu kalau ga salah 25 ribu rupiah, untuk di HMJ kedokteran itu sebesar 40 ribu rupiah” (15/6/2023).
“Kalau yang dari tahun-tahun sebelumnya kenaikan tidak ada, tapi ada pengurangan. Dulu karena mahasiswanya masih sedikit jadi iurannya itu 50 ribu. Namun, sekarang karena mahasiswanya sudah bertambah iurannya jadi 25 ribu untuk yang di BEM. Begitu juga di HMJ kedokteran, dulu juga iurannya itu 50 ribu, namun sekarang sudah berkurang menjadi 40 ribu,” lanjut Widya Satwika Putra selaku mahasiswa Jurusan Kedokteran.
Dengan adanya iuran yang dikenakan, tentunya mahasiswa mempunyai pendapat mengenai seberapa penting iuran yang dikenakan oleh ormawa tersebut. Iuran mahasiswa ini pastinya akan berdampak bagi mahasiswa, dikarenakan iuran tersebut dibayarkan oleh mahasiswa. “Kalau menurut aku itu penting. Selain menambah kas juga, kalau misalkan kita kekurangan dan belum diberikan dari pihak rektorat, iuran itu bisa menutupi kekurangannya,” ujar salah satu mahasiswa jurusan kebidanan.
Begitu juga dengan mahasiswa kedokteran, Widya Satwika Putra juga berpendapat bahwa iuran itu sangat penting, “Menurut saya, itu sangat penting iuran dari mahasiswa. Apalagi mahasiswanya jumlahnya sedikit seperti yang di kedokteran itu jumlahnya tidak terlalu banyak dibandingkan fakultas lainnya. Jadi, iurannya itu sangat penting menurut saya karena untuk menunjang kegiatan-kegiatan di BEM maupun di HMJ karena kegiatannya juga banyak jadi pendanaannya juga perlu dibantu oleh mahasiswa. Namun, perlu juga ada transparansi agar mahasiswa dimintai iuran itu tau bahwa iuran mereka itu digunakan dengan baik” (15/6/2023).
“Kalau menurut saya yang di kedokteran itu sudah sangat sesuai karena kegiatannya itu selalu dipublikasi dan diinformasikan di grup baik itu di Jurusan Kedokteran maupun grup BEM yang isinya bukan hanya anak kedokteran saja, namun ada kebidanan. Semuanya sudah dipublikasi agar mahasiswa di fakultas kedokteran itu tahu kegiatannya apa saja yang sudah berlangsung. Untuk di HMJ juga ada grup khusus untuk anak-anak kedokteran, di situ juga setiap kegiatan sebelum ataupun sesudah pelaksanaan itu dipublikasi. Jadi, kita semua mahasiswa tahu. Untuk manfaatnya tentu ada karena semua dapat peluang untuk menjadi panitia di sana dan kegiatan-kegiatan di sana juga bertujuan untuk melatih kita, soft skill kita bukan hanya untuk teori tapi juga prakteknya nanti,” ungkap Widya kembali mengenai kontribusi iuran mahasiswa yang dibayarkannya.
Validasi dan verifikasi dari ormawa baik dari Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dari Fakultas kedokteran selaku yang mengenakan iuran sangat perlu dilakukan, guna mengetahui bagaimana sistem iuran mahasiswa di Fakultas Kedokteran. “Dari HMJ kebidanan itu kami memungut iuran 30 ribu yang dikenakan setiap 3 bulan sekali,” ujar Gek Dian selaku bendahara umum Himpunan Mahasiswa Jurusan Kebidanan (21/6/2023).
Himpunan Mahasiswa Jurusan Kedokteran yang juga mengenakan iuran terhadap mahasiswanya yang masih aktif dan tentunya iuran tersebut masih berlaku hingga saat ini. “Untuk iuran dari HMJ kedokteran sendiri, itu nominalnya 40 ribu per sekarang. Dari awal sampai sekarang itu 40 ribu, itu dibayarkan setiap semesternya oleh mahasiswa yang masih aktif menjadi bagian jurusan kedokteran. Jadi, tidak hanya dari fungsionaris saja," ungkap Bayu Chandra selaku ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan Kedokteran (27/6/2023).
“Dari tahun sebelum jabatan kita belum ada kenaikan, tapi kalau penurunan ada karena dari mahasiswa adanya keberatan terkait iuran tersebut. Maka, dari kepengurusan kita tentunya di tahun lalu, kami mengusulkan untuk diturunkannya iuran itu jadi 30 ribu setiap 3 bulan sekali,” tanggapan Gek Dian selaku bendahara umum mengenai iuran yang mengalami penurunan jumlah nominal dari tahun sebelumnya (21/6/2023).
Sama halnya dengan Himpunan Mahasiswa Jurusan Kedokteran juga pernah dilakukan penurunan jumlah nominal iuran, tentunya dengan alasan yang berbeda. “Kenaikan saya rasa ga ada, penurunan baru ada. Karena dulu itu kalau ga salah ya sempet 50 ribu per semester. Tapi, kami sara sudah banyak mahasiswa, dulu kan cuma 50 orang lah dibilang. Karena sekarang sudah cukup banyak perangkatnya, jadi diturunkan dari 50 ke 40 ribu,” ungkap Bayu Chandra. (27/6/2023)
Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kedokteran mengakui adanya pemungutan iuran di FK dan iuran tersebut wajib dibayarkan oleh seluruh mahasiswa fakultas kedokteran. “Terkait iuran ini, itu nominalnya 25 ribu per orang, dibayarkan sebelum pengisian KRS,” ungkap Uya selaku bendahara BEM FK. (23/6/2023)
Tanggapannya mengenai penetapan jumlah nominal iuran, di mana setelah dari tahun-tahun sebelumnya sempat mengalami penurunan pada jumlah nominal awal yakni 50 ribu karena situasi dan kondisi berapa tahun lalu yang melanda yaitu Covid-19. Namun, saat ini pihak BEM ingin mengadakan kenaikan iuran, tetapi masih terdapat perselisihan dan perdebatan jadi pihak BEM masih perlu mengadakan forum diskusi lagi untuk penetapan jumlah iuran ini. “Sebenarnya perlu sekali untuk kenaikan iuran karena memang proker kami bertambah banyak dan juga sumber daya tambah banyak trus juga banyak yang offline. Jadi, perlu banyak dana. Nah, dana dari dekanat atau rektorat itu tidak cukup untuk membiayai. Alhasil kita menarik dana dari iuran mahasiswa. Jadi, maunya ada kenaikan, tetapi karena ada pro dan kontra jadi kita tetapkan 25 ribu,” ungkap Uya kembali.
Pembayaran iuran yang dikenakan oleh ormawa baik pada HMJ Kebidanan maupun HMJ kedokteran dan BEM FK tentunya digunakan untuk menunjang kegiatan atau proker-proker yang mereka jalankan. “Tentunya setiap kegiatan kita dari HMJ ada yang melibatkan mahasiswa dan menggunakan dana iuran, seperti lomba-lomba mahasiswa dan OKK jurusan” ungkap Gek dian selaku bendahara HMJ kebidanan. (21/6/2023)
“Dan itu juga tidak full dari iuran, kita hampir 80% bahkan dari semua kegiatan itu cuma separuhnya saja memakai iuran, kalau misalnya memang dari dekanat idak mencairkan dana, itu baru kita menggunakan iuran, tapi itu hampir tidak pernah sih tidak dicairkan, pasti dapat aja dari dekanat,” imbuh Nitya Difa selaku sekretaris HMJ kebidanan. (21/6/2023)
“Untuk saat ini, dari HMJ kedokteran sendiri punya 11 proker. 11 proker itu emang dasar kami itu dapat kas memang dari iuran. Jadi, memang iuran itu kita gunakan untuk proker-proker kedepan selain dari pada uang dekanat yang kita dapatkan karena di FK ini, itu ada lumayan banyak lah organisasi. Kalau kita hanya mengambil dari uang dekanat saja, aku rasa itu ga cukup. Makanya, di sini peran iuran dari HMJ kedokteran itu sendiri sangat penting. Jadi, iuran itu digunakan untuk proker-proker kami,” tanggapan Bayu Chandra mengenai pentingnya fungsi iuran mahasiswa ini. (27/6/2023)
“Dari HMJ kedokteran punya proker pengabdian masyarakat, itu kita ke kedokteran pariwisata atau ke desa wisata biasanya. Nah, biasanya kita open donasi juga tapi berkaca dari tahun lalu kita tidak berhasil mendapatkan dana dari dekanat, maka dari itu kita banyak menggunakan kas dari HMJ kedokteran,” lanjut Bayu Chandra.
BEM FK juga mengungkap bagaimana transparansi iuran mahasiswa itu terhadap proker yang dijalankan. Dari BEM sendiri sudah menyalurkan iuran mahasiswa tersebut ke berbagai proker yang dijalankan oleh pihak BEM. Dijelaskan juga bagaimana kegiatan atau proker-proker dari BEM FK itu sangat berdampak bagi mahasiswa juga, seperti mendapat pelatihan dasar kepemimpinan, soft skill dan hard skill yang dilatih dan banyak lagi yang pastinya sangat berguna bagi kemampuan yang dimiliki mahasiswa. “Iuran itu memang untuk mahasiswa juga. Jadi, kita wadahi untuk pengembangan diri untuk soft skill itu melalui kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan,” ungkap Indra Prayoga selaku ketua Badan Eksekutif Mahasiswa. (23/6/2023)
Tidak ada konsekuensi yang berdampak besar bagi mahasiswa yang tidak membayarkan iuran di Fakultas Kedokteran untuk saat ini karena apabila terdapat mahasiswa yang tidak membayarkan iurannya maka akan dilakukan mediasi dengan mahasiswa tersebut dan pihak ormawa akan memberikan suatu disiplin terhadap mahasiswa yang terlambat membayar iurannya dengan konsekuensi yaitu denda. “Mungkin karena lupa membayarkan iurannya dan andai kata telat membayarkan iurannya karena lupa, itu ada konsekuensinya. Kita kan juga memberikan suatu disiplin dan memberikan konsekuensi denda. Jadi, per minggu itu kita ada tarif naiknya 10 ribu,” ungkap Uya selaku bendahara BEM FK. (23/6/2023)
Dalam pemungutan iuran yang dilakukan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa dan Himpunan Mahasiswa Jurusan yang ada di Fakultas Kedokteran pastinya sudah ada pertimbangan dari pihak fakultas maupun jurusan dan juga persetujuannya melibatkan semua mahasiswa dengan mengadakan forum untuk mendiskusikan penetapan jumlah nominal iuran yang harus dibayarkan dan mahasiswa dapat menyetujui tanpa adanya sanggahan keluhan atau kesalahpahaman mengenai pembayaran iuran tersebut.
Penulis:
-
Ratih
-
Ayu Sagita
- Dian Suryasih