''Tidak dibentuk dulu sampai batas waktu tertentu. Sebenarnya organisasi kemahasiswaan tingkat terendah berada di HMJ. Tidak ada organisasi mahasiswa di tingkat Prodi," terang Ketut Gading selaku Dekan FIP saat ditemui di ruangannya (25/5).
Pimpinan FIP mengeluarkan keputusan untuk tidak membentuk HMUPPBM terlebih dahulu untuk proses pembinaan kebersamaan, agar permasalahan internal pada saat Dies Natalis tidak terulang kembali.
Desas-desus mulai bermunculan mengenai HMUPPBM dinonaktifkan sementara di kalangan mahasiswa hingga muncul kekaburan dan keraguan mengenai alasan di balik HMUPPBM dinonaktifkan sementara.
Keluhan Mahasiswa
Di sisi lain berbanding terbalik dengan keinginan dan keluhan mahasiswa-mahasiswa dari kampus Denpasar.
"Tanpa HM, apapun kegiatan di sini seperti apel diserahkan kepada korti," ungkap salah satu mahasiswa.
"Kalau ada HM, koordinasi dalam hal apapun semakin dipermudah. Sekarang kami berkoordinasi dengan dosen sebagai pembimbing jadi agak sulit sedikit," terangkan salah satu komunitas di sana.
"Jarang ada event, sehingga mahasiswa ke kampus hanya untuk belajar setelah itu pulang. Kalau ada HM, event tersebut terlaksana dan bisa ikut berpartisipasi menjadi panitia," ungkap salah satu kelompok belajar.
"Sekarang sudah di tangan dosen, saya lihat kurang dalam membina, karena dosen itu udah sibuk mengajar apalagi ngurus hal-hal lain. Sekarang disuruh ngurus komunitas jadi agak kurang waktunya. Dulu ada jadwal latihan untuk komunitasnya, sekarang mungkin satu atau dua bulan sekali. Menyesuaikan dengan dosennya kapan bisa mendampingi karena dosen yang mengambil alih. Dulu saat ada HM, fungsionaris HM dibagi untuk memegang masing-masing komunitas dan akan mengurus serta membuat jadwal latihan," terang salah mahasiswa yang terlibat dalam satu komunitas.
"Sekarang gimana kalau ga ada HM kan sekarang mereka bisa tahu. Seharusnya dari mahasiswa udah ngomong ke dosen ataupun dosen yang di UPP ngomong di sini. Karena saya sudah ngomong di sini nggak didengarkan juga. Dari inilah kita tahu dampak tidak adanya HM. Semua kegiatan udah ga ada selain kegiatan akademik, ga ada kegiatan yang menghibur," terang salah satu fungsionaris HM.
"Kecewa juga. tiba-tiba tidak dilanjutkan, saya merasa gagal. Kecewa jadinya kenapa bisa mengeluarkan perintah seperti itu, karena kan ini sebenarnya bisa dibicarakan baik-baik," ungkap kekecewaan dari salah satu fungsionaris HM.
Harapan untuk HM
"Harapan saya HM bisa dilanjutkan karena kita mahasiswa UPP membutuhkan HM. Untuk permasalahan di internal bisa kita bicarakan baik-baik bukan langsung mengeluarkan perintah. Inilah akibatnya di Denpasar tidak ada suatu kegiatan dan diambil alih oleh dosen. Dosen pastinya cape, mahasiswa juga hanya kuliah saja. Biasanya HM yang ngadain kegiatan," ungkap salah satu fungsionaris HM.
"Harapan saya untuk HM, semoga segera dibentuk kembali dan memulai kegiatan lagi. Saya sudah menunggu diadakannya AKM dan MAS," ungkap salah satu mahasiswa.
"Harapanku untuk HM, bisa diaktifkan lagi. HM dinonaktifkan karena kesalahpahaman atau kurang komunikasi. Seharusnya itu yang diperbaiki karena dengan dinonaktifkannya HM bisa jadi berdampak dan semakin renggangnya hubungan FIP Denpasar dengan FIP Singaraja. Kita lihat di kegiatan-kegiatan berikutnya," ungkap salah satu mahasiswa.
"Harapan saya, semoga HM yang di Undiksha Denpasar bisa dilanjutkan mengingat urgensi yang ada. Walaupun terpisah dan berbeda, bukan berarti menjadi noda hitam dalam ‘keharmonisan’,"ungkap salah satu mahasiswa.
Sebenarnya ada apa pada saat Dies Natalis kemarin?
Desus-desus apa yang berterbangan di kalangan mahasiswa?
apakah karna putih dan hitam?
Mari tunggu selengkapnya.