Organisasi kemahasiswaan yang terdapat di fakultas FTK yaitu BEM FTK, HMJ Teknik Informatika, dan HMJ Teknologi Industri. BEM FTK mewajibkan mahasiswa FTK untuk membayar iuran sesuai dengan nominal yang telah ditentukan. I Kadek Bayu Danu Artha selaku Bendahara Umum 1 BEM FTK Periode 2023/2024 mengatakan bahwa nominal iuran yang dibayar berbeda tiap semesternya. Pada saat pandemi, iuran BEM FTK menurun. Kebijakan ini diputuskan dengan mempertimbangkan keadaan mahasiswa.
“Saat pandemi mahasiswa semester 1 sampai semester 6 membayar iuran Rp 50.000. Untuk semester 7 ke atas itu membayar iuran Rp 35.000. Setelah pandemi terdapat kenaikan. Untuk mahasiswa semester 1 dan 2 membayar iuran Rp 80.000, mahasiswa semester 3 sampai 6 membayar Rp 75.000, dan mahasiswa semester 7 ke atas membayar Rp 50.000. Dari bendahara 1 sebelumnya mengatakan bahwa nominal iuran ini kembali ke sebelumnya,” ungkap Bayu saat diwawancarai di Sekretariat BEM FTK (25/6/2023).
Bayu juga mengatakan bahwa saat ini terdapat perubahan nominal iuran yaitu untuk semester 9 ke atas membayar iuran Rp 35.000. Sedangkan untuk mahasiswa semester 7 dan 8 tetap membayar iuran Rp 50.000. Tujuan BEM FTK membedakan nominal iuran tersebut karena mahasiswa baru lebih aktif dalam kegiatan di kampus. Berbeda dengan mahasiswa akhir yang kurang aktif dalam kegiatan kampus dan fokus pada kuliahnya.
I Gusti Ngurah Kade Anom selaku Ketua BEM FTK Periode 2023/2024 mengatakan iuran ini akan digunakan dalam kegiatan-kegiatan kemahasiswaan atau lomba-lomba. Kegiatan yang melibatkan mahasiswa seperti ulang tahun fakultas dan Dies Natalis. Anom juga menyampaikan bahwa mahasiswa bisa meminta dana untuk mengikuti lomba dengan mengajukan proposal.
Bagi mahasiswa baru membayar iuran di awal dengan nominal yang berbeda-beda setiap tahunnya. Pada tahun 2022, mahasiswa baru membayar Rp 450.000 untuk pembelian atribut seperti baju polo, pin, buku SKP, buku catatan, pulpen, totebag, dana kegiatan ID, konsumsi, dan transportasi.
Dalam menetapkan iuran, BEM FTK berdiskusi dengan pengurus inti BEM kemudian berdiskusi dengan WD 3 dan Pembimbing Kemahasiswaan. Tidak ada diskusi ataupun pertemuan khusus dengan mahasiswa untuk membahas iuran. BEM FTK hanya memberikan pemberitahuan atau pengumuman terkait iuran pada semester tersebut setelah disetujui oleh Wakil Dekan. Selain diskusi dengan pengurus inti BEM, BEM FTK juga melakukan diskusi dengan ketua jurusan, pembimbing kemahasiswaan tingkat jurusan, dan HMJ. Dalam menetapkan iuran ini, komunikasi BEM FTK dengan mahasiswa bersifat satu arah.
“Kita tidak mengetahui bagaimana keadaan ekonomi mahasiswa. Kita kan menganut sistem Republik. Republik itu kan artinya siapapun boleh berbicara. Sekre kita terbuka untuk mahasiswa FTK. Jika mahasiswa ingin mengajukan banding ataupun rasional kenapa kita menaikkan iuran itu boleh langsung datang kesini,” ungkap Kadek Puja Yasa selaku Wakil Ketua BEM FTK periode 2023/2024 saat diwawancarai di sekretariat BEM FTK (25/6/2023).
“Dari kesadaran mahasiswa sendiri Kak. Kita kan organisasi kemahasiswaan, mereka juga mahasiswa. Jadi, sebagai mahasiswa ada rasa tanggung jawab untuk ikut berkontribusi dalam kegiatan ormawa. Dari FTK, rata - rata menyetujui iuran ini karena memang mendukung mereka,” ungkap Ni Putu Nita Nathalia selaku Bendahara 2 BEM FTK (25/6/2023).
Saat rapat kerja, tidak ada pembahasan iuran karena di AD ART tidak mengatur iuran mahasiswa. Iuran mahasiswa diatur dalam kesepakatan. Puja Yasa mengatakan bahwa sewaktu-waktu iuran dapat berubah seperti saat pandemi ada penurunan iuran.
Konsekuensi apabila mahasiswa tidak membayar iuran BEM adalah tidak mendapatkan surat bebas iuran dari BEM. Surat bebas iuran merupakan salah satu syarat administrasi dalam tugas akhir mahasiswa. Nita Nathalia mengatakan dosen - dosen sudah mengetahui bahwa surat bebas iuran ini menjadi salah satu syarat administrasi dalam tugas akhir. “Pada kepengurusan tahun ini, dari BEM FTK akan memberikan data penggunaan iuran sebelumnya sehingga ini bisa dijadikan sebagai rasionalisasi,” ungkap Nathalia.
Bukti pembayaran iuran BEM juga digunakan saat menyusun KRS. Puja Yasa mengatakan saat ini belum semua PA menerapkan hal yang sama karena surat di BEM maupun dekanat belum turun.
“Ini baru rancangan yang sudah kita usahakan agar terealisasi. Ada prodi yang belum menerapkan konsekuensi tersebut mungkin karena kurangnya sosialisasi. Namun sebelum pandemi, semua prodi menerapkan konsekuensi ini,” ungkap Puja Yasa.
Ada beberapa cara atau syarat agar mahasiswa mendapatkan keringanan atau bebas dari iuran. BEM FTK memberikan linimasa kepada mahasiswa untuk membayar iuran. Linimasa tersebut sekitar 1 bulan sampai 5 minggu. Pada kurun waktu tersebut, mahasiswa bisa mencicil. BEM FTK juga mendukung mahasiswa yang berprestasi. Nita Nathalia mengatakan bahwa keringanan yang diberikan bagi mahasiswa berprestasi masih dalam tahap diskusi.
“Untuk mahasiswa berprestasi itu ada tingkatannya. Pertama tingkat nasional dan internasional. Bagi yang mendapatkan juara 1 akan mendapatkan bebas iuran selama 1 semester. Ini merupakan salah satu penunjang nilai SIMKATMAWA dari BEM FTK. Jika tidak seperti itu, maka mahasiswa akan mempertanyakan uang iuran tersebut digunakan untuk apa. Mungkin mahasiswa tidak banyak yang tahu tentang kegiatan-kegiatan kita, tapi kita sering sosialisasi tentang kegiatan - kegiatan kita. Keuntungan bagi mereka yang berprestasi yaitu mendapatkan keringanan ataupun bebas dari iuran,” Ungkap Kadek Puja Yasa. “WD 3 sudah menyetujui iuran ini. Sekarang dari kita bagaimana sistem pelaksanaannya. Karena ini adalah kepengurusan yang akan menjalankannya,” lanjutnya.
Dalam melaksanakan kegiatan, BEM FTK memperoleh dana dari beberapa pihak. Pertama dari iuran mahasiswa, kedua dari fakultas, ketiga dari penggalian dana, dan keempat dari penjualan merchandise.
Selain BEM FTK, HMJ Teknik Informatika juga mewajibkan mahasiswa jurusan teknik informatika untuk membayar iuran. Iuran HMJ Teknik Informatika terbagi menjadi 2 jenis yaitu iuran untuk mahasiswa baru dan iuran per semesternya. Nominal iuran per semester yaitu Rp 50.000. Untuk mahasiswa angkatan 2019 ke bawah membayar iuran sebesar Rp 30.000 dan angkatan 20020 sampai 2022 membayar iuran sebesar Rp 50.000. Untuk iuran mahasiswa baru yaitu Rp. 50.000 dan terdapat iuran abadi sebesar Rp. 90.000 yang dibayarkan sekali selama menjadi mahasiswa. Selain itu juga ada iuran untuk pengadaan atribut. Iuran pengadaan atribut ini berbeda-beda setiap tahun karena menyesuaikan dengan harga pasar seperti harga kain. Iuran yang tetap sama nominalnya yaitu iuran per semester dan iuran abadi.
Kegiatan mahasiswa yang dominan menggunakan iuran tersebut yaitu pada program kerja umum dan juga program kerja per bidang. “Dari kami tidak ada secara signifikan mahasiswa itu free. Mungkin belum di HMJ kami. Tetapi kami selaku HMJ menyediakan tempat mahasiswa itu untuk mengembangkan dirinya ataupun melepas jenuh perkuliahan. Seperti konser yang terdapat di HUT jurusan. Kami mengadakan konser itu untuk mahasiswa. Walaupun mahasiswa tetap berbayar, tetapi setidaknya kami menyediakan tempat. Selain itu juga ada TI CUP. Mahasiswa yang berprestasi ataupun memiliki minat bakat di bidang olahraga, kami menyediakan event untuk berlomba antar prodi. Jadi, mahasiswa yang berprestasi bisa ikut lomba, sedangkan yang tidak itu bisa menikmati. Itu tidak dipungut biaya sama sekali, itu gratis," ungkap Sincya Gunawan selaku Bendahara 1 HMJ Teknik Informatika Periode 2023/2024 saat diwawancarai di Lapangan FTK (14/6/2023).
“Khusus untuk tahun ini, ada program kerja baru di bidang 5 yaitu IT Bootcamp. Kami bisa mengajak ataupun mengundang mahasiswa yang ingin mengikuti kegiatan bootcamp ataupun pelatihan tentang skill –skill di bidang IT. Mereka tidak hanya membayar iuran, tetapi ada beberapa manfaat yang mereka dapatkan baik dari kegiatan olahraga, perlombaan, konser, dan juga kegiatan bootcamp,” ungkap Ketut Dita Ari Sutrisna selaku Ketua HMJ Teknik Informatika.
Dalam penetapan iuran, Dita mengatakan bahwa HMJ TI juga berdiskusi dengan dosen pembimbing dan mahasiswa melalui perwakilan per prodi ketika mengadakan rapat kerja. “Iuran ini sudah ditetapkan di anggaran dasar dan anggaran rumah tangga HMJ TI, sehingga iuran ini akan tetap Rp 50.000 dan telah disetujui. Namun apabila nantinya ada perubahan baik penambahan ataupun penurunan nominal iuran, akan diadakan diskusi terlebih dahulu dengan dosen pembimbing dari ketua jurusan, sekretaris jurusan, dan pembimbing kemahasiswaan. Perubahan ini juga akan disosialisasikan kepada mahasiswa baik melalui media sosial maupun melalui rapat kerja. Namun untuk saat ini tidak ada perubahan nominal dari yang sudah ditetapkan,” ungkap Dita (14/6/2023).
Dita mengatakan pihak pimpinan menyetujui iuran tersebut. Pimpinan juga memberikan masukan dan saran terkait iuran. Namun, segala keputusan diserahkan kepada HMJ.
“Di ormawa, dosen tidak mengharuskan ada pembayaran lagi diluar UKT. Namun, dosen pembimbing tidak melarang adanya iuran untuk kegiatan kemahasiswaan. Tentunya atas persetujuan dan petunjuk dari dosen sehingga tidak semena – mena,” ungkap Dita.
Bukti pembayaran iuran HMJ TI merupakan salah satu syarat untuk validasi KRS. “Sejauh ini, belum ada yang sampai tidak membayar sama sekali. Walaupun tidak membayar pasti dosen pembimbing akademiknya akan mengingatkan. Dari kami juga tidak memaksa sampai menekan. Setahu kami tidak ada dosen pembimbing yang sampai menekan mahasiswanya untuk membayar iuran. Ini balik lagi kepada kesadaran mereka masing – masing, ” ungkap Dita.
“Berdasarkan pengalaman saya, selama masa penyusunan KRS, tidak ada mahasiswa yang terlambat membayar iuran,” ungkap Sincya.
Salah satu cara agar mahasiswa mendapat keringanan dalam membayar iuran yaitu dengan mengumpulkan piagam prestasi. Bidang 2 HMJ TI tentang minat dan bakat memiliki program kerja Apresiasi Prestasi Mahasiswa. Ketika mahasiswa berhasil mengikuti lomba seperti memenangkan kejuaraan. mereka mendapatkan keringanan dalam membayar iuran berupa pemotongan iuran sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Keringanan ini disesuaikan dengan jenjang atau tingkat perlombaan yang diikuti. Selain mendapat potongan pembayaran iuran, mahasiswa yang berprestasi juga akan di posting di media sosial.
“Untuk tahun ini pemotongan iuran sesuai tingkatannya yaitu regional, nasional, dan internasional. Regional dipotong Rp 10.000, nasional dipotong Rp 20.000, dan internasional dipotong Rp 30.000.” kata Sincya Gunawan.
Dalam melaksanakan kegiatan kemahasiswaan, HMJ TI lebih banyak menggunakan uang kas. Jika ada kegiatan besar seperti INTEGER (HUT Jurusan TI) mereka mengajukan dana ke prodi maupun mencari sponsor.
Tutur salah satu mahasiswa prodi Pendidikan Teknik Informatika, jurusan Teknik Informatika merasa tidak keberatan dengan nominal iuran BEM dan iuran HMJ Teknik Informatika.
“Bagi aku iuran ini penting karena bisa membantu kegiatan ormawa dan juga kalau ada mahasiswa yang berprestasi itu bisa diberikan apresiasi juga di sana,” kata Tutur saat diwawancarai di sekitar Auditorium Undiksha (17/6/2023).
“Karena ini untuk mahasiswa mungkin kalau ada kegiatan apapun itu, ajak dulu mahasiswa untuk berdiskusi dan rapat terkait dengan program kerja apa yang akan dilaksanakan. Jika mahasiswa ada membayar iuran tambahan di luar iuran per semester mungkin bisa dilakukan perincian. Terus ada koordinator dimasing–masing program studi yang punya akses untuk mengetahui alur pendanaannya,” harap Tutur.
HMJ Teknologi Industri belum bisa memberikan keterangan terkait iuran di HMJ Teknologi Industri. Seorang mahasiswa program studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga jurusan Teknologi Industri mengatakan di HMJ Teknologi Industri terdapat iuran HMJ sebesar Rp 50.000. “Iuran ini penting karena merupakan salah satu dana untuk kegiatan fakultas dna jurusan,” ungkap Adit (nama samaran) saat diwawancarai di sekitar halaman FHIS (15/6/2023).
Adit mengatakan bahwa dia kurang mengetahui rincian dari penggunaan iuran tersebut. Adit juga belum merasakan fasilitas dari membayar iuran. Namun dari kegiatan kemahasiswaan, Adit merasakan manfaat dari membayar iuran. Salah satu contoh yang Adit sampaikan yaitu saat menjadi delegasi dalam suatu kegiatan mendapatkan konsumsi.
“Semoga iuran ini tidak naik, kalau boleh supaya turun. Semoga dengan adanya iuran ini, kegiatan di fakultas maupun jurusan dapat berlangsung dengan baik,” pesan Adit.
Penulis:
-
Puja
-
Arya Ngurah
- Ayu Pramita