Singaraja, 15 Januari 2024 - Halo Civitas Akademika Undiksha! Kembali lagi Bersama kami, PERSMA VISI perihal berita seputar Dies Natalis ke-31 2024 dengan kehadiran Gusti Ngurah Anom, lebih akrab dengan panggilan Ajik Krisna, pendiri Oleh-Oleh Khas Bali. Sebagai bagian dari rangkaian acara Dies Natalis ke-31 2024, Talkshow Entrepreneurship bertajuk "Masa Kini, Mulai dari Mana?" menggugah semangat dan inspirasi para mahasiswa untuk berwirausaha.

Acara dibuka dengan sambutan penuh semangat dari Wakil Rektor III Undiksha, Prof. Dr. Drs. I Ketut Sudiana, M. Kes. Beliau menekankan pentingnya wirausaha, berharap kegiatan ini akan membantu lulusan Undiksha untuk berwirausaha setelah lulus. Setelah sambutan Wakil Rektor III, acara dimulai dengan dipandu oleh moderator. Menanyakan perihal perjalanan Ajik Krisna mengenai perjalanan hidupnya yang penuh lika-liku.
Gusti Ngurah Anom lahir pada 5 Maret 1971, tumbuh di desa Tangguwisia, Buleleng, Bali, dalam keadaan ekonomi yang sederhana. Meskipun kecil, Ajik Krisna tampak berbeda dengan sifat hiperaktif dan keras kepala. Kelakuan nakalnya di sekolah, di mana Ajik Krisna kerap melawan aturan dan mendapat hukuman, membuatnya dianggap sebagai sumber kenakalan.
Tantangan sesungguhnya muncul ketika Ajik Krisna diharuskan berhenti sekolah oleh ayahnya. Kecewa dan terluka, Ajik Krisna meninggalkan rumahnya dan memulai perjalanan tanpa tujuan pasti. Hingga akhirnya, di depan pos satpam Hotel Rani di Sanur, Ajik Krisna menemukan tempat untuk beristirahat dan memulai perubahan hidupnya.
Dengan tekad kuat, Ajik Krisna memulai dengan membersihkan area sekitar pos satpam. Keberuntungan menyertainya ketika pemilik Hotel Rani melihat dedikasinya dan memberinya kesempatan. Ajik Krisna mulai mencuci mobil tamu hotel, mengumpulkan uang, dan bahkan membuka usaha cuci mobil pribadinya. Meski harus berhenti karena masalah kesehatan, Ajik Krisna tidak menyerah.
Berkat bantuan pamannya, Ajik Krisna memasuki dunia konfeksi tanpa bayaran. Dengan semangat membantu dan belajar dari pemilik konfeksi yakni Pak Sidharta, Ajik Krisna tidak hanya mencari nafkah tetapi ia juga bertemu dengan Ketut Mastrining, seorang tukang jahit di konfeksi tersebut. Di mana Ketut Mastrining merupakan teman SMPnya Ajik Krisna. Dikarenakan sering bertemu dengan Ketut Mastrining, mereka berdua menjalin hubungan yang dekat. Beliau memutuskan untuk melamar Ketut Mastrining untuk menikah.
Meskipun awalnya ditolak oleh Mastrining, Ajik Krisna tidak menyerah. Dia mendapat pekerjaan di konfeksi dan memperoleh kepercayaan pemilik konfeksi. Dengan keberhasilannya, Ajik Krisna melamar Mastrining dan mereka menikah. Ketenangan hidupnya terus berubah menjadi kesuksesan saat Ajik Krisna memutuskan untuk memulai usaha konfeksi sendiri. Pada tahun 1992, Gusti Ngurah Ajik Krisna, atau yang akrab dipanggil Ajik Krisna, memutuskan untuk melebarkan sayap bisnisnya. Dengan dukungan istri, ia membuka toko baju kaos di Jalan Nusa Indah Denpasar, mendirikan Cok Konfeksi. Berlokasi dekat Gedung Art Centre, pusat seni dan budaya Bali, Cok Konfeksi dengan cepat membangun jaringan kerja dan mendapatkan order dari berbagai lini pasar. Nama "Cok Konfeksi" menjadi trade mark usahanya dan berkembang menjadi salah satu industri besar di Bali.
Tak puas dengan kesuksesannya di bidang konfeksi, Ajik Krisna melihat peluang dalam industri oleh-oleh khas Bali. Pada tahun 2007, ia mendirikan Krisna Oleh-Oleh Khas Bali, yang tidak hanya menjual produk konfeksinya tetapi juga berbagai barang oleh-oleh khas Bali. Kesuksesan Krisna Oleh-Oleh Khas Bali memuncak dengan dibukanya outlet terbesar di Sunset Road, Kuta, pada tahun 2009.
Melihat potensi pariwisata yang terus berkembang di Bali, Ajik Krisna terus mengembangkan Krisna Oleh-Oleh Khas Bali dengan membuka outlet baru dan bahkan melibatkan diri dalam kegiatan sosial. Ia tidak hanya berhasil membangun kerajaan bisnisnya tetapi juga memberikan keseimbangan hidup melalui kebaikan yang tulus.
Di tengah tantangan pandemi global, seorang pengusaha sukses asal Bali, Gusti Ngurah Ajik Krisna atau yang lebih dikenal sebagai Ajik Krisna merelakan kurang lebih 2000 karyawan dan menjual 16 mobil mewahnya. Meski industri pariwisata terpukul, Ajik Krisna menunjukkan ketangguhan dan kebijaksanaannya untuk beradaptasi dengan perubahan.
Pandemi COVID-19 telah memberikan dampak yang signifikan pada berbagai sektor ekonomi, termasuk industri pariwisata yang menjadi tulang punggung Bali. Sebagai langkah adaptasi terhadap situasi sulit, Ajik Krisna tidak hanya mengandalkan penjualan langsung di gerainya. Ia dengan cepat beralih ke platform online untuk tetap menjaga konektivitas dengan pelanggannya. Keberanian dan kreativitasnya dalam memanfaatkan teknologi membuktikan bahwa tantangan dapat diubah menjadi peluang.
Selain itu, Ajik Krisna juga menunjukkan kepeduliannya terhadap masyarakat sekitar. Melalui berbagai inisiatif sosial, ia memberikan bantuan kepada mereka yang terdampak ekonomi akibat pandemi. Keputusannya untuk tetap memberdayakan komunitas lokal selama masa sulit ini menunjukkan visinya yang lebih luas tentang tanggung jawab sosial seorang pengusaha.
Meskipun masa pandemi membawa ketidakpastian, Ajik Krisna tidak hanya bertahan tetapi juga terus berkembang. Keberhasilannya dalam menjalankan bisnisnya dengan etika dan kepedulian sosial menjadi inspirasi bagi banyak pengusaha lainnya. Ajik Krisna, dalam perannya sebagai pemimpin dan tokoh bisnis, membuktikan bahwa keberhasilan sejati adalah ketika kita mampu bersama-sama menghadapi cobaan dengan integritas, kreativitas, dan kepedulian kepada sesama. Ajik Krisna sendiri mengatakan bahwa “Pandemi membawa berkah buat saya” (15 Januari 2024). Karena perjuangan selama pandemi tersebut Ajik Krisna memutuskan untuk menerbitkan buku biografi pada 5 Maret 2024 dengan judul Pandemi Membawa Berkah imbuhnya pada talkshow tanggal 15 kemarin.
Perjalanan hidup Gusti Ngurah Anom adalah kisah inspiratif tentang bagaimana tekad, keberanian, dan ketekunan dapat merubah takdir. Dari seorang anak nakal yang dianggap tak berpotensi, Ajik Krisna telah membuktikan bahwa dengan semangat dan kerja keras, seseorang dapat mencapai sukses. Disamping itu pula Gusti Ngurah Anom sangat bersyukur memiliki sosok Pak Sidharta dimana beliaulah yang membantu usaha Ajik Krisna dari awal. Maka dari itu Gusti Ngurah Anom akan selalu mengingat kebaikan dan bantuan beliau.
Setelah Ajik Krisna bercerita pengalaman hidupnya, moderator kemudian bertanya tentang “Bagaimana anak-anak muda untuk membuka bisnis tanpa rasa takut dengan kegagalan?”. Menanggapi hal itu, Ajik Krisna menyatakan bahwa ketika ingin membuat usaha atau membuat sesuatu, kurangilah minta pendapat kepada orang lain. Ketakutan akan memulai sesuatu hal yang baru pasti sering terjadi Karena jika meminta pendapat terlalu banyak otomatis pikiran kita akan kebingungan dan kemampuan mengambil keputusan kita akan terganggu. Serta ketakutan yang kita rasakan akan meningkat pula. Maka dari itu Ajik Krisna berpesan bahwa percayalah dengan insting masing-masing dalam membuat sesuatu atau memulai bisnis selama tidak melanggar aturan dan merugikan diri sendiri maupun orang lain.
Setelah menyampaikan poin pertamanya, Ajik Krisna melanjutkan dengan poin yang kedua yakni jika ingin membuat sesuatu atau memulai bisnis kita harus memikirkan segala rencana. Mulai dari rencana A, Rencana B, C, D dan seterusnya. Karena jika rencana awal gagal maka akan ada rencana cadangan yang lain. Seperti Ajik Krisna yang sempat mendirikan “Warung artis” di mana beliau berkolaborasi dengan salah satu artis. Namun karena tidak berjalan dengan mulus. Ajik Krisna memustukan untuk menutup usaha tersebut dan menggantinya menjadi Pabrik, itulah rencana B dari Ajik Krisna.

Setelah itu, Moderator melanjutkan sesi Talkshow berikutnya yakni sesi tanya jawab. Pertanyaan pertama oleh Mahasiswa atas nama Kadek Budi dari Fakultas Olahraga dan Kesehatan menanyakan tentang keunikan usaha Ajik Krisna oleh-oleh khas Bali apa yang membedakan dari usaha Oleh-Oleh yang lain serta bagaimana cara mengelola keuangan. Kemudian ditanggapi selanjutnya oleh Ajik Krisna bahwa yang membuat usaha beliau unik dibanding usaha oleh-oleh lainnya karena Ajik Krisna sebagai pemilik dari Krisna Oleh-Oleh Bali beliau selalu hadir dan membantu langsung di outlet-outletnya dengan begitu Ia dapat memonitor langsung kinerja dari masing-masing outlet. Disamping itu pula, rupanya Ajik Krisna dan Istrinya selalu rajin untuk bekerja hal ini dapat dibuktikan dengan Ajik Krisna dan Istrinya tetap mengerjakan pekerjaan rumahnya seperti mencuci baju dan memasak sendiri, walaupun ada pembatu rumah tangga. Karena kedisiplinan dan kerajinan beliau lah yang membuat Krisna Oleh-Oleh Bali unik dengan yang lainnya. Yang kedua tentang mengelola keuangan Ajik Krisna sendiri mengaku bahwa ia tidak pernah mengecek keuangannya sendiri seperti laporan neraca laba dan rugi, pajak dan sebagainya. Namun Ajik Krisna sendiri mengetahui berapa omset masing-masing outlet yang dimilikinya karena laporan yang didapat dari masing-masing atasan outletnya. Setiap pagi, Ajik Krisna akan mengecek laporan tersebut dan dari situlah beliau akan mengambil keputusan apabila terjadi masalah.
Kemudian pertanyaan kedua oleh mahasiswa yang bernama I Wayan Juli dari Fakultas Teknik dan Kejuruan menanyakan tentang bagaimana cara Ajik Krisna dalam mengetahui kebutuhan konsumen agar membuat Krisna Oleh-Oleh Bali berkembang seperti sekarang? Lalu ditanggapi oleh Ajik Krisna, bahwa Beliau sendiri merupakan seseorang yang rendah hati,. Serta beliau sendiri pun sangat dekat dengan karyawannya, jika ada keluhan mengenai sesuatu Ajik Krisna sendiri pun akan menanggapi. Interaksi dan pengalaman ini membuat wawasan beliau menjadi banyak sehingga ia tahu apa yang dialami dan dirasakan orang-orang sekitar. Maka dari itu, kebutuhan konsumen pun dengan mudah diketahui oleh beliau. Image yang telah dibangun Ajik Krisna sendiri lah yang membuat Krisna Oleh-Oleh Bali unggul dibanding dengan yang lainnya
Setelah itu pertanyaan terakhir oleh mahasiswa atas nama Surya dari Fakultas Hukum dan Ilmu Sosial menanyakan tentang bagaimana menjalani sebuah usaha baru agar bisa berkembang dengan modal yang minim serta menjalankan usaha tersebut. Ajik Krisna menanggapi bahwa situasi sekarang merupakan momen yang bagus untuk anak-anak muda dalam mengembangkan usaha. Cukup bermodalkan hobi saja kita dapat mengembangkan usaha yang mudah untuk dijalani. Buatlah hobi yang kita gemari ini menjadi sumber pengasilan maka dari itu usaha yang kita jalani akan berkembang pesat. Selama hobi tersebut memiliki nilai guna yang baik. Hal lain yang perlu diperhatikan yaitu, lokasi dalam melakukan usaha sangatlah penting, karena jika lokasi kita tidak bagus, rencana apapun yang kita jalankan akan susah untuk direalisasikan.
Selanjutnya setelah menanggapi pertanyaan tersebut, sesi tanya jawab pada kegiatan Talkshow Entrepreneurship bertajuk "Masa Kini, Mulai dari Mana?” telah usai. Tak lupa juga pesan terakhir dari Ajik Krisna untuk para hadirin yaitu LTK yakni Lihat, Tiru, Kembangkan. Jadi para Civitas Akademika Undiksha berharap perjalanan hidup dan wejangan dari Ajik Krisna dapat menginspirasi mahasiswa untuk mengejar mimpi mereka sendiri dan berani mengambil langkah pertama dalam dunia wirausaha.
Penulis:
Surya sewana