Lomba Musikalisasi Puisi yang diadakan pada Sabtu, 15 Januari 2022 merupakan serangkaian Lomba Dies Natalis Undiksha ke 29 dan menjadi penutup acara pada hari terakhir. Dengan mengusung tema “Penafsiran Rasa Bebas dengan Seni Muspus” Tahun ini merupakan tahun ke-2 yang diadakan secara semi daring di Gedung Seminar Umum Fakultas Ekonomi karena adanya pandemi. Meski begitu, seluruh fakultas antusias ikut berpartisipasi dengan mengirimkan mahasiswa perwakilan fakultas mereka yang berasal dari 8 tim yang beranggotakan kontingen FMIPA, FHIS, FIP, FOK, FBS, FK, FTK, serta FE, dimana masing masing tim beranggotakan 2-8 orang.
Tujuan dari lomba ini yakni sebagai wadah untuk menyalurkan kreativitas mahasiswa yang menyukai bidang puisi. Lomba dilakukan pukul 14.35 WITA -selesai dan dibuka secara resmi oleh koordinator lomba musikalisasi puisi bapak Astike, yang mewakili ketua umum dies yang berhalangan hadir. Dalam kata sambutannya beliau mengatakan bahwa lomba musikalisasi di undiksha memiliki sejarah yang panjang dimana awalnya muspus menggantikan lomba membaca puisi, tak hanya itu musik juga merupakan sesuatu yang universal yang kemudian melatar belakangi lomba muspus yang hadir disetiap dies. Harapan lain muspus yakni sebagai media untuk meperkenalkan puisi seperti halnya di jogja yang telah berhasil memperkenalkan puisi dengan sangat meriah. Dalam sambutannya, beliau juga memperkenalkan dewan juri lomba dalam musikalisasi puisi tahun ini, yakni Si Luh Putu Tika Puspita, Heri Windi Anggara, serta I Gede Yogi Sukawiadnyana.
Adapun lomba musikalisasi puisi ini digelar dengan membawakan dua puisi yakni puisi wajib dan bebas. Puisi wajib yang telah dipilih oleh panitia berjudul Mari Berdamai Saja karya Yudhistira A.N.M Massardi. Sedangkan puisi bebas ditentukan oleh peserta sendiri dengan memilih salah satu dari 5 pilihan yang sudah tersedia yakni Sia-Sia karya Chairil Anwar, Tentu Kau Boleh karya Sapardi Djoko Damono, Surat yang Tak (Pernah) Selesai karya Raudal Tanjung Banua, Peringatan karya Widji Thukul, serta Derai Derai Cemara karya Chairil Anwar. Peserta wajib mengaransemen puisi sendiri, dengan ketentuan alat musik bebas. Adapun durasi maksimal penampilan untuk puisi wajib dan bebas yakni 20 menit terhitung dari check sound dan akhir penampilan. Penampilan peserta dinilai berdasarkan pemaknaan puisi, orisinalitas, musikalitas, dan penampilan. Setelah penampilan peserta lomba, hadirin disuruhkan dengan penampilan persembahan dari ukm teater seribu jendela
Adapun hasil Lomba musikalisasi puisi yakni sebagai berikut: Juara 1 dimenangkan oleh FTK dengan perolehan 1020 poin, Juara 2 dimenangkan oleh FBS dengan perolehan 925 poin, dan yang terakhir Juara 3 dimenangkan oleh FE dengan perolehan 900 poin. Sebelumnya Fakultas Teknik Kejuruan tahun lalu juga mendapat juara pertama. Perwakilan juara 1, Kadek Rama Sanjaya mengatakan bahwa konsep puisi ke dua dipilih berdasarkan banyaknya aktivis sekarang yang dibungkam dan tidak dipandang masyarakat atas. Dalam wawancara yang telah dilakukan, Ia membagikan tips bahwa untuk mendapat juara jangan pernah mengikuti orang lain karena kita punya karakteristik masing masing tiap fakultas, seperti kata juri tidak boleh memaksakan karena takutnya tidak maksimal. Dalam lomba ini persiapan FTK tidak sampai 2 minggu, bahkan bisa dibilang kurang, namun berhasil mendapat hasil yang begitu memuaskan. Adapun kritik dan saran Muspus untuk tahun depan, Ia mengatakan untuk lebih diperkaya kreativitasnya, dies natalis sudah bagus karena ini pertama kali setelah pandemi, namun perlu dipertegas masalah online/offline karena perlunya persiapan untuk kontingen latihan dsb.
Dari Ketua panitia lomba muspus sendiri mengatakan ada banyak perbedaan lomba dari tahun lalu dan sekarang, dimana pada tahun lalu lomba diadakan secara daring menggunakan youtube lalu peserta hanya mengirimkan video saja. Perbedaan juga terlihat dari sistem yang lebih sibuk di luring. Adapun Tema lomba tahun ini dipilih berkenaan dengan muspus sendiri dan bagaimana peserta bisa menyalurkan minat bakat melalui muspus. Persiapan lomba lebih dari cukup yakni selama 2-3 minggu, acarapun berjalan lancar, meski ada sedikit kendala di hari H. Protokol kesehatan juga sudah 85-90% dijalankan. Untuk Kritik dan saran, ia menyampaikan mungkin bagi peserta untuk ditingkatkan konsistennya terlebih waktu. (Iin,Rias,Fajar dan Rama)