Satu dari banyak isu yang mengkhawatirkan Mahasiswa Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Pendidikan Ganesha adalah transparansi dalam penggunaan dan pengelolaan dana iuran. Isu ini melibatkan pertanyaan tentang keadilan iuran, keterjangkauan bagi mahasiswa, serta konsekuensi dari perubahan tarif iuran di fakultas ini.
Mahasiswa merasa tidak memiliki pemahaman yang cukup tentang bagaimana dan alokasi dana iuran tersebut dipakai. “Sejujurnya aku kurang tahu untuk apa iuran tersebut karena biasanya diwajibin aja bayar iuran tetapi untuk apa nya itu aku kurang tahu. Jadi untuk penting tidaknya itu tergantung kegiatan sih. Misalnya untuk perlombaan dan kegiatan yang mendukung mahasiswa itu okelah namun untuk kegiatan yang kurang jelas atau misal spare waktu yang cukup banyak dan kita gatau untuk apa menurut aku tidak penting jadinya,” ungkap D salah satu mahasiswa Jurusan Ekonomi dan Akuntansi (12/06/2023).
Dari penjelasan tersebut, masih terdapat mahasiswa yang belum mengetahui secara pasti tujuan iuran yang diwajibkan. Hal ini karena terdapat perbedaan antara Organisasi Mahasiswa satu sama lain dalam lingkup FE terutama dalam sistem pemungutan. “Jika di BEM FE, pembayarannya dilakukan selama 4 tahun sekali sampai mahasiswa tersebut lulus kuliah, sedangkan di HMJ Manajemen pembayaran iuran dilaksanakan setiap semester,” ungkap S salah satu mahasiswa Jurusan Manajemen (12/06/2023). Sedangkan D yang merupakan salah satu narasumber juga menyatakan HMJ Ekonomi dan Akuntansi mewajibkan iuran setiap tahun.
Selain transparansi, informasi rincian dari penggunaan dana iuran yang disalurkan masih belum memberikan informasi rincian yang jelas. Dari keterangan mahasiswa, hanya BEM FE yang menyalurkan rincian jelas. Hal tersebut masih perlu dipertanyakan kembali mengenai alur komunikasi penyampaian informasi kepada mahasiswa FE.
Adapun konsekuensi yang diberlakukan oleh masing-masing ormawa FE juga berbeda. Mereka menerangkan bahwa BEM FE menerapkan sanksi seperti penahanan surat yang akan digunakan untuk penyusunan skripsi. Menurut S, konsekuensi yang diberlakukan oleh HMJ Manajemen kurang diketahui karena tidak adanya informasi yang jelas. Sedangkan keterangan dari D, HMJ Ekonomi dan Akuntansi memberikan konsekuensi berupa tidak bisa memperoleh poin SKP.
“Pertama untuk BEM FE, dimana melihat mahasiswa di FE sangat banyak untuk nominal pengambilan iuran tersebut jangan terlalu banyak sampai ratusan ribu karena ketika kita kalkulasi maka akan sampai ratusan juta dan pemungutan iuran tersebut dipungut setiap tahun yaitu pada mahasiswa baru (Maba) sehingga saya mempertanyakan uangnya kemana saja,” ucap mahasiswa S.
“Saran dari aku, mungkin bisa dikurangi nominal iurannya karena spare-nya masih banyak. Jadi, buat apa iurannya banyak kalau penggunaannya kurang jelas,” ucap D saat diwawancarai.
Penulis:
-
Devi
-
Mei
- Gustin